Jumat, 19 Desember 2008

Suamiku Sayang...Suamiku Cayang Juga...

Well...well...meskipun usianya belum mencapai angka 40, tapi entah kenapa akhir-akhir ini sepertinya beliau sedang terkena sindrom pelupa. Seminggu yang lalu, saat pulang dari menonton pertandingan bola antara Indonesia vs Singapura, karena hari sudah larut malam, ia dan temannya berinisiatif menggunakan taksi. Saat itu, setelah menerima telepon dari seorang rekannya, ia meletakkan handphonenya disamping rokok. Ketika turun taksi, rokoknya dibawa turun, handphonenya ditinggal. Ia baru menyadari kalo handphonenya tertinggal di taksi beberapa menit kemudian. Kami coba menelpon tapi tidak diangkat-angkat. Setengah jam kemudian, kami telpon kembali, tapi kali ini si "penemu" handphone malah merejectnya. Sudah pasti, dengan begitu, kami berkesimpulan bahwa si "penemu" tidak punya niatan baik. Saat itu juga, saya memblokir nomor pasca bayar tersebut. Sayang beribu sayang, walaupun kami sudah melapor ke Call Centre Taksi Ekspress tersebut, suami tidak ingat identitas supir maupun nomor taksi. So...lenyaplah kesempatan untuk mencari handphone tersebut lebih jauh. Yahhh...2 juta aja sih laku lah handphone itu kalo dijual.
Tadi malam, penyakit lupanya kambuh lagi. Sekitar jam 10 malam, ia tiba dirumah dengan menggunakan taksi. Setelah masuk dan melepaskan sepatu, saya tanyakan kepadanya perihal keberadaan motor yang dibawanya tadi pagi. Ehhh...ternyata ia lupa kalo tadi pagi ia bawa motor dan diparkirkan di Bintaro Trade Centre (BTC). Oalahhh...akhirnya ia kembali lagi ke BTC untuk mengambil motor. Tapi saya masih bersyukur, karena untungnya ia tidak lupa pulang dan tidak lupa anak istrinya dirumah. Hahahaha....

Kamis, 18 Desember 2008

Korek Kuping

Entah bagaimana mulanya, tapi kalo saya ingat-ingat kejadian ini, rasanya mau ketawa geli. Kejadiannya berawal ketika Jauzi berumur sekitar 1 tahun. Seperti pepatah, like father like son. Awalnya mungkin karena Jauzi sering melihat saya mengorek kuping dengan cotton buds, ia minta dibersihkan juga kupingnya dengan cotton buds. Mungkin karena sensasi geli yang ditimbulkan, ia mulai kecanduan korek-korek kuping. Sehari aja tidak dikorek kupingnya dengan cotton buds, rasanya mungkin tidak afdol. Rutinitas korek kuping biasanya dilakukan saat menjelang tidur malam.
Malam itu, saat matanya mulai mengantuk, Jauzi minta dikorek kupingnya. Merasa bahwa aktifitas korek-korek kupingnya sudah keterlaluan, akhirnya saya larang.
Me : Jauzi, udah tidur aja ga usah pake dikorek-korek segala deh kupingnya. Nanti malah luka lagi kupingnya!
Jauzi : (tetap ngeyel dan ngeloyor begitu aja tanpa mendengarkan saya).
Me : Jauzi, mo kemana sih? Ga usah ambil cotton budsnya. Bunda ga mau korek-korek kuping Jauzi.
Jauzi : (tetep ngeloyor pergi en mulai mengobrak-abrik tempat penyimpanan cotton buds)
Me : Jauzi, kok ga dengerin bunda ya?? Emangnya punya kuping ga sih?
Jauzi : Punyaaa...
Me : Nah..klo punya kok ga dengerin bunda ngomong sih?? Emang punya kuping buat apa??
Jauzi : Buat korek-korek.
Gubrakkk!!! Mo pingsan rasanya....

Kamis, 04 Desember 2008

MIMPI kali YEEE???

Seperti biasa, tiap akhir tahun, --tidak hanya dikantor saya saja, kaum buruh seperti saya menunggu kabar gembira dari kaum pemilik modal. Apalagi kalo bukan kabar kenaikan gaji atau dalam istilah pengurus SP (Serikat Pekerja), yaitu penyesuaian gaji. Disebut penyesuaian gaji, karena menurut mereka, gaji kita saat ini jauhh dari besarnya kebutuhan pokok yang harganya sudah naik semenjak BBM naik. So, harusnya gaji kita ini disesuaikan dengan kondisi yang ada diluar saat ini. Untuk itu pemerintah melalui SKB 4 menteri mengeluarkan pernyataan yang isinya bahwa kenaikan gaji tidak boleh kurang dari angka pertumbuhan ekonomi yang sebesar 7%. Kaum buruh memprotes keputusan tersebut yang akhirnya kembali diralat oleh pemerintah dengan menetapkan angka kenaikan gaji berdasarkan tingkat inflasi.

Penyesuaian gaji yang diusulkan oleh pengurus yaitu sebesar 25%. Komponen perhitungannya berdasarkan angka inflasi, jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dollar, juga berpatokan pada tingkat kenaikan gaji buruh ekspatriat. Wow...siapa sih yang tidak setuju ketika ditawari angka itu?? Tanpa ada paksaan, setujulah semua.

Bagi saya pribadi, bisa dinaikkan 15% saja saya sudah bersyukur. Yah mudah-mudahan angka itu bisa diperjuangkan pengurus hingga betul-betul ditetapkan. Salah satu teman saya mengatakan bahwa besarnya kenaikan gaji tahun ini akan diumumkan nanti malam dalam salah satu judul realiti show...mimpi kali yeee...!!! Hahahaha...

andai A...A...A...A...A...ku jadi orang KAYA!!!

...andai A...A...A...A...A...ku jadi orang KAYA!!!
...andai A...A...A...A...A...tak usah pakai kerja...

Mungkin jika anda adalah bagian dari generasi era 80an seperti saya, pasti pernah dengar salah satu bait dari lagu yang didendangkan oleh Oppie Andaresta diatas. Lagu itu merepresentasikan nasib banyak orang. Apalagi zaman yang katanya sedang krisis ini. Pasti banyak orang yang bermimpi menjadi kaya. Mungkin definisi kaya, bisa diartikan lain oleh sebagian orang. Definisi kaya dibenak saya, adalah tercukupinya segala kebutuhan. Saat ini, alhamdulillah, saya diberikan Allah kesehatan, dua anak yang lucu2 dan sehat, suami yang sayang pada saya, diberikan pekerjaan yang nyaman, dan lain-lain yang tidak cukup rasanya kalo saya sebutkan satu persatu. Hanya saja, terkadang saya merasa terenyuh jika melihat orang yang nasibya tidak seberuntung saya.
Hidup memang mengisyaratkan perbedaan, baik dari segi materi, fisik, dll. Seperti ketika tadi pagi saya melihat pedagang ayam yang berjualan dirumah kontrakan saya dulu. Aki, biasanya dia disapa. Usianya mungkin lebih dari 60 tahun. Setiap pagi ia bersepeda dari rumahnya untuk berjualan ayam. Secara fisik, postur tubuhnya lebih cocok untuk diam dirumah saja menikmati hari tuanya. Tapi apa daya, ia memiliki anak-anak yang masih kecil (bahkan yang terkecil masih seusia anak saya yang pertama). Duh...ga tega kalo kebetulan berpapasan dengannya. Aki, setiap hari dengan riang gembira mengayuh sepeda ontelnya berkeling kampung sambil sesekali berteriak...ayam..ayam!!! Biasanya ada juga yang iseng menyahuti dengan, ayam...mati!!! Kalo sudah begitu biasanya ia akan menimpalinya dengan berpura-pura marah dan mengejar orang tersebut. Aki juga orang yang menyenangkan. Terkadang sikap latahnya, membuat kita (para ibu) terpingkal-pingkal. Sebatang rokok tak pernah lepas dari tangannya.
Pagi ini, kembali saya berpapasan dengannya. Tapi kali ini dijalan besar tatkala ia hendak menyebrang jalan dimana tidak ada satupun kendaraan yang mau berhenti dan memberinya ruang untuk menyebrang. Ya Allah...ga tega saya melihatnya!! Rasanya pengen menangis menyaksikan sesosok tubuh renta itu terombang ambing maju mundur sambil menuntun sepeda tuanya. Sampai pada akhirnya, ada juga manusia yang berbaik hati menghentikan kendaraan. Duuhh Aki, mungkin didunia ini, nasibmu tidak seberuntung kaum borjuis diatas sana! Tapi mudah-mudahan Allah SWT memberikan aki kebahagiaan dan kekuatan untuk menghadapi hidup ini. Semoga...

Selasa, 02 Desember 2008

meNgHITung hARi

....
pergi saja....
cintamu pergi...
bilang saja...
pada semua...
biar semua...
tau adanya...
diriku kini sendiri...

(by Krisdayanti)

Minggu, 30 November 2008

How to handle a public enemy...

Entah mimpi apa semalam, pagi ini saya kena semprot dari seseorang yang telah diakui secara internasional sebagai seorang 'public enemy.' Saya yakin bahwa itu bukan salah saya (dan untuk itu saya mempunyai seorang saksi). Bahkan dia telah menuduh saya mengigau...oalah...Dari kejadian itu, timbul ide untuk membuat semacam tips dan trik menghadapi 'a public enemy'. Mari kita simak tips-tips berikut ini:
Tips 1
(telepon berdering...dari bunyinya dapat dipastikan si 'public enemy' yang menelepon)
...kring...kring...(bunyinya galak dan meraung-raung)
PE : Cin, gmn sih lo?? Tadi lo bilang ditempat lo ada photocopy A3 berwarna
Me : Gw tadi bilang, adanya printer A3 berwarna, bukan photocopy berwarna.
PE : Ga, tadi lo bilangnya photocopy A3 berwarna. Yee..pagi-pagi kok udah pada ngigau.
Me : Yeee..gw bilangnya printer sih?? Lagian tadi juga udah lo ulang juga kata-kata printer.
PE : Mabok loo...gw nanya photocopy berwarna.
Me : Terserah deh...
PE : Jangan pada ngigau dong pagi-pagi gini.
Me : Yee...jangan gila dong!!
PE : Pada ngaco ngomongnya pagi-pagi.
Me : Yee...bodo amat! Weekkkk....
tut tut tut...
Jika situasi sudah memanas, lebih baik kita matikan telepon terlebih dahulu sebelum ia yang mematikannya. Pastinya, ia akan kesal sekali dan menelpon lagi.
...kring...kring...kring...(pasti si 'PE' lagi neh)
PE : Eh...elo ga sopan ama sih ama orang yang lebih tua!!!
Me : Maaf...orang yang anda hubungi sedang sibuk. Harap hubungi beberapa menit lagi atau tinggalkan pesan setelah nada berikut...weekkkk...
tut....tut....tut...
Matikan lagi teleponnya. Dijamin, dia akan coba menelpon lagi. Tuh kan...bener...dia lagi yang nelpon...
...kring...kring...kring...
PE : Eh, ga sopan lo ya??
Me : Maaf...mohon dicocokkan dengan nama lengkapnya...
Dicocokkan dengan nama ibu kandung
Dicocokkan dengan alamat
Dicocokkan dengan tempat dan tanggal lahir..
Maaf...Jumlah saldo anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan. Mohon segera isi ulang.
tut...tut...tut...(telepon diputus)
Dijamin dia akan bingung sendiri. Mungkin dalam hatinya, gw salah pencet nomor ekstension kali yaa?? Kok jadi nyambungnya ke customer service bank ya??? Tapi kok kayak nelpon pake handphone ya?? Apa bener pulsa gw udah abis. Gw cek dulu ah...
Nah kan, berhasil!!!
(but don't try this at home yaaa...)
Tips selanjutnya akan saya lanjutkan after this commercial break yaaa...don't move your tv channel!! Stay tune...treng ing eng...

Manusia tAk semPurnA

"...maafkan bila ku tak sempurna
cinta ini tak mungkin ku cegah
ayat-ayat cinta bercerita
cintaku padamu..."

(Ayat-Ayat Cinta by Rossa)

--Monday morning...lg pengen bersenandung lagu Rossa--

Jumat, 28 November 2008

Library is a place to work oRRR...???

Berikut petikan ucapan dari Monty Python mengenai library yang ditempel dipintu keluar perpustakaan:
"I don't believe that libraries should be drab places where people sit in silence..."
Seperti biasa, saat lunch, students (terutama students year 7-year 11) pada senengnya ngerjain tugas, nongkrong en numpang berteduh di library. Begitu juga kemarin, library dipenuhi oleh students. Beberapa dari mereka ada yang mengerjakan homework. Ada juga yang sibuk didepan komputer, bahkan ada juga yang sekedar ngobrol. Mereka yang ngobrol terdiri dari beberapa meja. Tidak seperti biasanya, salah satu guru tampak masuk ke library, sebut saja mas Petruk (yg pernah lihat hidungnya Petruk, pasti tau). Sebelum naik ke lantai atas, tampak oleh saya dia menyapa beberapa murid yang sedang mengerjakan tugas.
Beberapa menit diatas, ia kembali turun. Nampak oleh saya, dia menghampiri salah satu murid yang sedang bekerja didepan komputer. Setelah itu, ia menghampiri saya dan bertanya apakah murid-murid diperkenankan untuk main games dikomputer. Tentu saja saya jawab tidak.
"Tapi itu ada anak yang main games kok!", demikian jawabnya.
Saya pun beranjak menghampiri si anak tersebut (dari mukanya sepertinya ia orang Korea). Benar saja, ia sedang bermain games, begitu juga teman yang duduk disampingnya. Langsung ia kena ceramah yang lumayan panjang dari mas Petruk. Lantas si mas Petruk berkata lagi ke saya, kalo kali ini library bukan seperti workspace, melainkan seperti playground.
Saya jelaskan bahwa biasanya kami akan menegur jika mereka sudah kelewat berisik dan jika teguran kami tidak digubris, maka kami akan mengusir mereka dari library.
"Klo ada bos kamu, Ms. S****** apakah keadaannya sama?"
"Ehm...kurang lebih sama. Cos, my boss juga harus teriak untuk menyuruh mereka diam. Tapi mungkin mereka "agak" takut sedikit dengannya."
Semenit kemudian, berteriaklah ia menyuruh mereka yang tidak mengerjakan apapun (ngobrol dan bercanda) untuk keluar dari library. Bahwa library bukanlah playground, dan bagi yang mau main, harap diluar saja.
Seperti biasa, dengan satu kali teriakan yang tinggi dan panjang, mereka lantas berbondong-bondong dan dengan kesadaran penuh, langsung keluar dari library. Lantas library pun hanya menyisakan beberapa students yang sedang mengerjakan tugas dan yang sedang bekerja didepan komputer. Kosong dan hening....

Cacar Air ALIAS Chicken Pox

Cacar air alias chicken pox sedang mewabah saat ini. Untuk info lebih lengkap mengenai penyakit tersebut, bisa diklik di http://www.sehatgroup.web.id/.
Berikut petikan dialog antara saya dan suami:
Me : Bang, sekarang lg musim cacar air neh!!!
Suami : Bukannya sekarang lagi musim hujan??? (ekspresi muka bingung)
Me : Serius neh....
Suami : Ya...klo lagi musim cacar air emang kenapa??
Me : Yah kan abang dan anak-anak belum pernah kena cacar air. Nanti klo ketularan parah juga. Masak sakit rombongan seh?? Mba H***A aja kena cacar air untuk kedua kalinya dalam hidupnya. Klo anak-anak yang kena, repot juga neh...
Suami : Begitu aja kok repot! Jangankan cacar air, cacar monyet aja Jauzi pernah kena. Tuh...dengernya aja aneh kan?? Cacar monyet, flu Singapore, aneh-aneh aja ya penyakit yg pernah diderita anak kita. Cacar air mungkin masih sodaraan ama cacar monyet. Jadi, ga usah panik.
Me dan suami: Hahahaha...iya juga yaahh???

Kami pun tertawa terbahak-bahak berdua. Demikian dialog singkat antara dua orang yang ga capable sama sekali ama urusan cacar air dan cacar monyet (mungkin penyakit ini juga masih satu family ama cinta monyet). Hehehehe....

Senin, 24 November 2008

I don't like Monday....

Fiuhhh...dari semalam hujan terus menerus...baru berhenti sekitar jam 6 pagi. Dengan setengah ga rela, saya harus bangun dan tentunya menyiapkan makanan untuk orang rumah. Cuaca sangat mendukung untuk lanjut tidur, langit masih mendung, dan matahari nampaknya malu2 untuk menampakkan diri. Selesai masak, terlihat oleh saya, suami telah bangun tidur and tampaknya masih leha2 disofa sembari baca koran. Saya mulai bersiap-siap berangkat kerja dan suami saya nampaknya mulai ingat kalau hari ini dia harus mengikuti training yang akan dimulai jam setengah 9. Saatnya berangkat, Jauzi bisa diberi pemahaman, kalau hari ini dia tidak akan ikut mengantar saya ke kantor.

Sampai didepan jalan raya, ternyata saudara2, jalanan sudah dipadati kendaraan bermotor. Antriannya sudah mengular dan perjalanan menjadi tersendat2 akibat tumpah ruahnya mobil dan motor. Walau saya menggunakan motor, tetap saja, kanan kiri penuh tak ada ruang yang tersisa untuk sekedar nyelip. Wah...sepertinya kali ini saya akan sangat amat terlambat. Saya putuskan untuk memberi kabar bos dikantor. Saat mengecek handphone, eh ternyata beliau tdk masuk kerja hari ini karena terkena cacar air. Dengan tersendat sendat, akhirnya sampai juga dikantor tepat pukul 8.30 pagi dan tau saudara-saudara...bukan saya saja orang yang terlambat hari ini. Masih baaaanyak students yang terlambat juga staf yang lain.
Sekian laporan pandangan mata langsung dari lokasi kejadian.
Anyway...enjoy your Monday!!!

Jumat, 21 November 2008

How GOOD is your English??


Ketika saya sedang memproses salah satu koleksi di perpustakaan, mata saya tertuju pada ilustrasinya. Menarik dan lucu...begitu kesan yang pertama kali muncul. Sebenarnya ini bukan kali pertama saya melihatnya. Sebelumnya, saya telah menyelesaikan (mengolah dan meg-entri data) versi buku dari judul yang sama. Bahkan saya telah membaca salah satunya. Judul serinya yaitu Horrible Histories.
Menurut saya, ide buku tersebut sangatlah inovatif. Dari judulnya saja sudah tergambar bahwa pastinya buku tersebut mengupas mengenai sejarah. Kalau anda berkesempatan membacanya, pasti anda akan berpikir sama dengan pendapat saya. Belajar sejarah, pada masa2 saya masih berseragam sekolah, merupakan pelajaran yang membosankan dan membuat ngantuk dengan guru2 yang cenderung statis (duduk dimeja guru, menghafal, mendikte, mencatat, lalu ada PR). Malahan saya sempat berpikir, untuk apa sih kita belajar sejarah yang tentunya kebenarannya bisa digugat?? Itu sebelum saya melihat dan membaca buku2 sejarah yg lain (yang ada gambarnya yg paling saya suka). Belajar sejarah, tanpa didukung pembuktian2 berupa gambar, teks, dll. sungguh membosankan. Tapi tidak untuk judul seri yang satu itu. Selain ada gambar2nya, dengan bahasa yang mudah dipahami, dilengkapi juga dengan lelucon2 yang berkaitan dengan sejarah tertentu. Nah, salah satu ilustrasi leluconnya bisa dilihat dari pemilihan kata-kata pada ilustrasi sampul judul "The Frightful First World War":


Noses are red,
My feet are blue,
There's lice in my pants,
And the rats ate the stew

Puisi aslinya yaitu:

Roses are red,
Violets are blue,
Sugar is sweet;
And so are you
Hihihi...Funny kan??? Walaupun menggunakan bahasa Inggris, tapi sedikit banyak saya bisa mengikuti isi buku tersebut. Terkadang jokes dalam bahasa Inggris, kurang bisa saya tangkap dimana letak kelucuannya. Wong bukan jokes aja saya kadang ga ngerti. Hehehehe...itu mah sebenarnya berkaitan langsung dengan kemampuan berbahasa Inggris. Memalukan memang!! Saya yang notabenenya bekerja disalah satu institusi yang isinya wong bule semua, kok ya bahasa Inggrisnya masih minim juga. Kalo bahasa Inggris tertulis sih masih mending (soalnya masih bisa mikir), nah klo langsung tembak cepat2...kacau jg jawabnya. Padahal udah ngeles sana sini. Dan yang lebih mengherankan lagi, disini, anak2 kecil udah pada pandai berbahasa Inggris (ye iyelah...wong emak bapaknya orang bule).
Ngemeng-ngemeng bahasa Inggris, saya punya pengalaman yang lumayan lucu juga kalo saya mengenangnya kembali. 3 tahun yg lalu, saat baru beberapa bulan berhubungan langsung dengan orang bule, kejadian ini terjadi. Bos saya dulu, British, laki2, lumayan detail dan merupakan orang yang lumayan perfeksionis. Kalo saya berbuat kesalahan sedikit saja, matanya langsung menyorot tajam seakan menusuk2 (jarum kalee...) dan menyelidik. Pernah suatu hari, ia sedang ada urusan disalah satu kantor kita di Pondok Indah. Kebetulan meja saya sejajar dengan meja kerjanya walaupun dipisahkan oleh akses keluar. Saat tak ada orang lain selain saya, telepon dimejanya berbunyi. Sesaat saya menoleh ke kanan dan ke kiri (kali aja ada orang selain saya di perpustakaan yang berniat mengangkat telepon). Sialnya, cuma saya seorang. Akhirnya mau tidak mau saya harus mengangkatnya. Saat itu saya berdoa, semoga yang menelepon bukan orang bule.
Rupanya, doa saya belum dikabulkan. Yang menelpon totally bule 100%. Begini cuplikan dialognya:
Tidudit tidudit...
Me: Hello, Secondary Library...
Miss Bule : Hello...may I speak with Mr. C....H
Me: Sorry, he's not here at the moment
Miss Bule: Where is he?
Me: He went to Pondok Indah
Miss Bule: Will he be back to Bintaro?
Me: I don't think so...because he brought his bag
(nah...disini neh mulai ngaco...dia menerjemahkannya dgn "He broke his back)
Miss Bule: Oh my God...is he ok? Is he in Pondok Indah hospital? (suaranya mulai terdengar panik)
Me: No...no...I mean he brought his bag (Gantian deh gw yg panik...secara klo diterjemahkan sebebas2nya, bisa kena kemplang deh gw ama bos gw itu. Maka dari itu, kalimat itu gw ulangi selama 3 kali dengan nada dasar C=do alias pelan2 bgt plus mulut gw dimonyong-monyongin biar mirip ama ujung teko)
Miss Bule: Ok, I'll catch him later and I'll send him a letter. Bye...
Me: Byee...(sambil berharap moga2 dia nangkap apa yg saya bicarakan tadi).
Keesokan paginya, ketika saya menatap ke arah sebelah kiri saya, tampaklah wajah si bos yg penuh kedamaian. Berarti tuh Miss Bule yang kemarin, sudah memahami penjelasan saya.
Thanks God....so, how good is your English?? Jawabannya...depend on.

Selasa, 18 November 2008

Winnie the Pooh Poem


How sweet to be a cloud
Floating in the blue!
Every little cloud
Always sings aloud.

How sweet to be a cloud
Floating in the Blue!
It makes him very proud
To be a little cloud.


The poem that written by A.A. Milne

Cooking With LOVE


Kemarin, saat browsing2 mencari bumbu sayur lodeh di internet, tanpa sengaja saya menemukan sebuah blog yang berisi resep2 masakan. Judul blognya "Dapur Bunda". Blog yang menarik menurut saya karena isinya merupakan resep2 masakan yang tidak ribet. Memasak kelihatannya jadi simple en easy. Saking penasarannya, saya perlu mencari tau lebih dalam siapa pemilik blog tersebut. Kebetulan diblog tersebut terdapat foto si pemilik beserta link menuju blognya yang lain. Betapa terkejutnya saya, ketika mendapati bahwa si pemilik blog tersebut sudah tiada. Innalillahi...walaupun saya baru mengenal blognya sekarang, tapi saya yakin bahwa beliau adalah seorang ibu rumah tangga yang baik, yang dicintai banyak orang. Penyebab kematiannya, selain karena memang sudah ajalnya, disebabkan karena serangan asma (lain kali akan saya bahas lebih lanjut).


Inong, begitu biasanya ia disapa, sangat menyayangi keluarganya (terutama kedua buah hatinya). Setiap kali ia memasak, ia tujukan untuk membahagiakan keluarganya. Cooking with love kalau boleh disebut. Semua resep2 masakannya, ia jelaskan dengan simple. Memasak menjadi fun dibuatnya. Walaupun ia hanya seorang ibu rumah tangga, hari-harinya dipenuhi dengan beragam kegiatan yang dilaluinya bersama kedua belah hatinya. Betapa cintanya terhadap keluarga dituangkan dalam blognya itu. Dalam usianya yg ke-35, Allah SWT telah memanggilnya. Semoga Allah SWT melapangkan kuburnya, dan memudahkan jalannya untuk menghadap Yang Kuasa. Amieen...

Back to the main topic...

Terus terang, blog tersebut benar2 menginspirasi saya dalam segala hal. Tak putus2nya Saya ingin belajar, bagaimana memasak dengan cinta, bagaimana menjadi ibu yang disayangi oleh anak2nya juga orang lain, bagaimana bisa menjadi orang yang bermanfaat buat orang lain. Kebetulan semenjak Idul Fitri kemarin, si "mbak" yang tadinya ada dua, sekarang hanya ada satu. Impactnya, memasak merupakan jatah pekerjaan saya selain bantu2 yang lain yang sekiranya saya bisa lakukan sendiri. Sebagai orang yang baru mengenal jenis2 bumbu dapur, beserta sayur mayur semenjak menikah, memasak awalnya menjadi boomerang buat saya. Bayangkan...saya tidak bisa membedakan mana itu jahe, kencur, dan teman2nya termasuk merica dan ketumbar. Sayur-sayuran pun begitu. Pernah suatu hari saya salah membeli sayur. Maksud hati membeli brokoli, apa daya yang diambil malah kembang kol. But, the show must go on. Suami saya, kebetulan adalah orang yang menyukai masakan rumah dan merupakan suatu keuntungan buat saya karena ia juga pandai memasak, terutama masakan Padang. Lidahnya sudah default dengan masakan Padang. So, mau ga mau, walaupun cuma kebagian potong2 sayuran en "ngulek" saya harus ada didapur. Klop sudahlah penderitaan saya.


Tapi itu duluu...

Walau awalnya kurang suka, sekarang memasak menjadi suatu pekerjaan yang menyenangkan bagi saya. Apalagi ketika makanan yang saya buat, habis disantap oleh seluruh anggota keluarga. Melihat mereka memakan masakan saya dengan lahap, apalagi sampai nambah, wow...suatu kebahagiaan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Setiap hari menjadi hari yang penuh tantangan buat saya untuk membahagiakan keluarga kecil saya dengan menu-menu makanan yang variatif. Saya ingin mempraktekkan "Cooking with Love" terutama untuk membahagiakan orang2 tersayang. Walaupun saya bekerja, saya ingin anak2 saya tetap dekat dengan saya. salah satunya melalui makanan yang saya sajikan dirumah. Bundanya memang dikantor, tapi "minimal" ada satu yang terus mengisi hati dan perut mereka dirumah dengan cinta kasih bundanya.


Seperti kata orang2 tua, "Cinta itu bisa datang dari perut turun ke hati." Jadi, kalau suami anda menyebut masakan anda kurang enak, anda perlu mencek ulang selera aslinya, perutnya, dan hatinya. Jangan-jangan ada yang tidak beres diantara ketiganya.


Love u all...

(November rain outside, but inside still fill with the warmth of loves)

Jumat, 14 November 2008

...please don't go!!!

Beberapa minggu yang lalu, kami sempat dikejutkan oleh sebuah peristiwa yang menyadarkan saya, bahwa saya kurang memperdulikan amanah yang dititipkan Allah SWT. Begini ceritanya...
Senin, Oct' 20, 08
Pagi hari, Zayyan mulai demam. Hari minggu yang lalu sempat kami bawa jalan2 bersilaturahmi. Siang harinya, oleh si mbak diberi parasetamol tanpa sepengetahuan saya. Ketika saya pulang kerja, badannya agak sedikit hangat. Demamnya mulai merambat naik (38.5 C) pada malam hari. Terpaksa, karena rewel, saya berikan parasetamol lagi.
Selasa, Oct'21, 08
Seperti biasa, pagi hari merupakan hari yang sibuk bagi saya. Memasak bubur Zayyan, menyiapkan makanan untuk orang dirumah, dan bersiap-siap ke kantor. Selesai mandi, ketika saya sedang bersiap berangkat kerja, sekilas saya melihat Zayyan yang sedang digendong si mbak sambil disuapi. Kondisinya masih rewel, dan suhu tubuhnya sekitar 37 C. Sambil terkantuk-kantuk dan mulutnya bergumam, ia disuapi oleh si mbak. Ketika itu saya masih berada dikamar. Sepintas, saya mendengar si mba berteriak2 memanggil suami saya yang sedang membaca koran di ruang tamu.
Mbak : "Pak...pak...tolong pak!! Ini Zayyan pak....
Suami: "Kenapa mba??" Ya Allah...kenapa nak?? Zayyan...Zayyan...ayo nak...
Saya : "Kenapa bang?? Ya Allah...Zayyan...aduh nak...ayo, bangun!! Zayyan...Zayyan...
Ketika keluar kamar, saya menemui wajah anak saya yang sudah biru dengan mata yang berputar ke atas (yang tampak hanya putihnya saja), dan badan yang sedikit kaku. Kontan, saya kaget dan panik.
Saya : "Zayyan...ya Allah, kenapa bang?? Kita bawa ke dokter aja!"
Suami: Sambil menepuk2 pundak Zayyan dan menengkurapkannya, hingga ia muntah. Ketika didirikan, masih tampak raut wajah yang membiru disertai biji mata yang berbalik ke atas.
Saya : "Ayo kita ke dokter sekarang!"
Bergegaslah kami ke salah satu rumah sakit terdekat dengan mengendarai motor. Inginnya sih membawa ke dokter spesialis anak langganan kami. Tapi apa daya, dokter tersebut tidak praktek dirumahnya pada pagi hari.
Di perjalanan, saya tepuk2 wajah anak saya sembari menyebut2 namanya.
Sesampainya di rumah sakit, kondisi Zayyan sudah mulai membaik. Hanya rewelnya saja yang masih tersisa. Karena itu kami memutuskan untuk ke dokter spesialis anak yang praktek, walaupun ternyata belum datang. Ketika sampai pada giliran kami:
Dokter : "Apa keluhannya bu?"
Saya : "Begini dok...(saya mulai bercerita kronologis peristiwa tadi)"
Dokter : "Saya periksa dulu ya bu!"...
"Ehm...batuknya udah berapa lama ya bu?"
Saya : "Baru senin kemarin kok dok!"
Dokter: "Ini anaknya ada batuk dan pilek"
Suami: "Kalo peristiwa yang tadi itu penyebabnya apa ya dok? Trus, perlu pemeriksaan lanjutan tidak?"
Dokter: "Anaknya agak sedikit demam bu. Kemungkinan karena batuk pileknya. Ini saya resepkan obat dan antibiotik."
Saya dan suami (bergumam dalam hati): "Capek deh...gitu juga mah gw tau kalee..."
Dokter:"bla...bla...bla...(sibuk mengoceh sendiri karena saya sibuk menenangkan anak saya yang menangis dan suami sibuk ngedumel sendiri. Yang teringat hanya ucapannya yang selalu diakhiri dengan kata "BU").
Akhirnya saya dan suami keluar ruangan praktek setelah dihadiahi selembar resep yang didalamnya penuh dengan rincian obat. Prosedur di rumah sakit tersebut, mengharuskan pasien menebus obat di apotik terlebih dahulu ketika membayar dikasir.
Sepulangnya dari rumah sakit, suami tampak masih kecewa dengan jawaban dokter tadi.
Suami: "Kalo begitu doang mah gw juga tau...dokter apaan tuh!"
Saya: "Yah...dokterkan beda2. Mungkin dia dokter baru. Pengalamannya masih minim."
Suami: "Udah...obatnya diminumin aja!Nanti sore kita ke dokter T***"
Saya : "Kalo batuk pilek mah ga ada obatnya. Yang penting istirahat yang cukup sama banyak2 minum. Batuk pilek kok dikasih antibiotik."
Akhirnya, karena suhu tubuh Zayyan masih tinggi, saya berikan kembali parasetamolnya.
Keesokan harinya, alhamdulillah, suhu tubuh Zayyan lumayan stabil walaupun masih sedikit hangat. Tak henti2nya saya bersyukur pada Allah SWT, bahwa saya masih diberi kesempatan melihat, memeluk, mengurusi kedua anak saya. Dan mudah2an terus diberikan-NYA kekuatan agar dapat membesarkan dan membimbing anak2 ke jalan yang di ridhoi-NYA. Tak lupa saya terus mengintropeksi diri, bahwa mungkin saya bersikap agak tidak adil terhadap Zayyan mengingat saya juga tidak mau Jauzi berpikir bahwa semenjak memiliki adik, perhatian kami akan berpaling. Saya sadar bahwa kedua anak saya masih sama2 butuh perhatian. Tinggal bagaimana kami bisa bersikap adil terhadap mereka.
Ya Allah....terima kasih atas rezeki yang telah Engkau berikan kepadaku....izinkan hamba-MU ini meminta belas kasih-MU aga hamba terus diberikan kesempatan mengemban amanah-MU...amien...

Kamis, 13 November 2008

Kaya karena banyak SEDEKAH

Tadi pagi, ketika saya sedang jalan2 dirumah paman Google, tidak sengaja saya melihat blog seseorang yang very atractive. Selain tampilannya yang full colour, full design, contentnya juga oke. Salah satu tulisan yang ada didalamnya mengupas mengenai sedekah dan bagaimana sedekah bisa membuat orang menjadi kaya. Well..well...dari dulu saya termasuk orang yang percaya bahwa ketika kita memberi sesuatu ke orang lain (tentunya dengan ikhlas yaa), insya Allah akan dilipatgandakan oleh-NYA. Ternyata tidak hanya saya yang berpikiran demikian. Banyak testimoni2 yang mengiyakan. Sekedar berbagi pengalaman, pernah suatu hari kami benar2 butuh uang. Akhirnya dengan berat hati, kami menarik uang dari salah satu kartu kredit yang kami miliki. Keesokan paginya, ada seseorang yang datang ke rumah dengan wajah sedih plus isakan tangis yang tentunya membuat saya tak tega. Ia butuh sejumlah uang yang akan ia gunakan untuk membayar hutang suaminya. Kalau tidak dibayar hari itu, motor ayah mertuanya akan disita oleh pihak bank. Kebetulan uang yang dibutuhkannya sama dengan uang yang kemarin saya tarik. Alhamdulillah, walaupun itu merupakan keputusan berat, saya masih diberi kesempatan untuk bersedekah dan menolong orang lain. Beberapa bulan kemudian, saat saya kepepet butuh uang, ehhh...datang rezeki yang tidak disangka2 datangnya. Alhamdulillah...
Berikut beberapa firman Allah SWT dan hadist nabi Muhammad SAW:
Allah Ta’ala berfirman, ”Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik(surga) maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah”. {Qs. Al Lail (92) : 5-8}
Allah Ta’ala berfirman, ”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah maha luas (kurnia-Nya) lagi maha mengetahui”. {Qs. Al Baqarah (2) : 261}
Rasulullah SAW bersabda, ”Setiap awal pagi, semasa terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada manusia dibumi. Yang satu menyeru, ”Ya Tuhan, karuniakanlah ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya kepada Allah”. Yang satu lagi menyeru ”musnahkanlah orang yang menahan hartanya”.
Wallahualam...

Selasa, 10 Juni 2008

Jauzi's birthday







Dear Jauzi,

Ini ada sebuah puisi yang bunda ambil dari blog seseorang:


Puisi Ulang Tahun


Hari hari lewat, pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang baru…
Daun gugur satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Umurku bertambah satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Tapi… coba aku tengok kebelakang
Ternyata aku masih banyak berhutang
Ya, berhutang pada diriku…
Karena ibadahku masih pas-pasan…
Kuraba dahiku…
Astagfirullah, sujudku masih jauh dari khusyuk
Kutimbang keinginanku….
Hmm… masih lebih besar duniawiku
Ya Allah….Akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Akankah aku masih merasakan rasa ini pada tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?Masihkah aku diberi kesempatan?
Ya Allah….Tetes airmataku adalah tanda kelemahanku
Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku

Astagfirullah…
Jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan
Ijinkan hambaMU ini, mulai hari ini lebih khusyuk dalam ibadah…
Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang…
Sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifahMu…
Hamba sangat ingin melihat wajahMu di sana…
Hamba sangat ingin melihat senyumMu di sana…

Ya Allah,
Ijikanlah…..

Puisi diatas semoga bisa menjadi bahan renungan bagi Jauzi terutama juga buat bundanya yang masih sangat jauh dari sempurna as a mother. Happy birthday honey...semoga dengan bertambahnya usia, Jauzi makin bisa memaknai hidup dengan kebaikan dan mau berbagi serta peduli terhadap nasib orang lain. Amieennn...

Selasa, 27 Mei 2008

Sehat itu mahal or sakit itu mahal???

Tadi malam, saat mata tak jua hendak terpejam, iseng2 saya menelpon adik saya. Setelah ber ha..ha..hi...hi...kami sampai pada topik keluarga. Entah kenapa, saya teringat akan kondisi budeh yang sudah beberapa bulan ini terbaring sakit. Masih lekat diingatan saya, tatkala saya datang ke rumahnya, ia sedang tergeletak di pembaringannya. Badannya yang dahulu tergolong subur, sekarang terlihat kurus dan sayu. Selintas, ia tampak tegar menghadapi penyakitnya. Hal itu berbanding terbalik dengan apa yang saya dengar dari adik saya. Mereka (ibu, budeh dan pakde saya yang dari Purworejo) beberapa minggu yang lalu berkumpul di rumah saya. Adik saya mencuri dengar pembicaraan mereka tentang apa yang ingin budeh saya persiapkan untuk anaknya kelak jika ia wafat. Sebagai gambaran, budeh saya berumur sekitar 60 tahun. Anaknya sebenarnya 3 orang, tapi anaknya yang kedua meninggal saat masih bayi. Anaknya yang pertama, mungkin usianya sekitar 37an something. Setahun yang lalu ia pulang ke rumahnya (setelah bertahun-tahun tak ada kabar berita) dan mengabarkan bahwa ia sudah menikah serta saat ini istrinya baru saja melahirkan seorang anak perempuan. Do you know what??? Ia pulang karena ia butuh uang untuk biaya melahirkan anaknya yang harus dilahirkan secara caesar. Oh my godness...after that, ia pergi kembali. Beberapa minggu kemudian, gantian istrinya yang muncul beserta anaknya. Ia datang untuk meminta bantuan uang untuk membayar kontrakan rumah yang habis bulan ini. Ufh....itu baru cerita anaknya yang pertama. Anak kedua budeh saya, usianya hanya terpaut beberapa bulan saja dengan saya. Hanya saja, Allah menakdirkan dia berbeda. Saat masih kecil, ia pernah sakit panas yang mengakibatkan beberapa syarafnya rusak. Hasilnya, dengan usianya yang sekarang, kondisi mental maupun fisiknya jauh dibawah usia orang sebayanya. Syukurnya, ia masih normal dalam artian bisa diajak berkomunikasi, bisa berjalan, mandiri. Hanya bicaranya yang kurang jelas dan fisiknya yang tidak berkembang. Mungkin itu yang memberatkan hati budeh saya. Betapa tidak...dengan kondisinya yang seperti itu, tentunya berat untuknya meninggalkan anak perempuannya. Ia berpesan kepada ibu saya, jika ajal menjemput, ia mau anaknya dititipkan ke saudara sepupu saya yang ada di Purworejo dan imbalannya, sepupu saya akan diberikan sebuah rumah. Saat ini ia sedang membiasakan diri untuk melepas anaknya menginap dirumah saudara-saudaranya. Miris hati saya melihatnya. Mungkin saya memang tidak bisa menjenguknya setiap hari. Tapi insya Allah, doa saya selalu menyertainya setiap hari.

Rabu, 14 Mei 2008

Rumah Koe....


Sudah beberapa bulan ini, kami (saya, suami dan Jauzi) disibukkan oleh kegiatan yang berhubungan dengan rumah. Diawali dengan peristiwa setahun yang lalu, dimana banjir menenggelamkan Jakarta, termasuk rumah kontrakan saya. Peristiwa yang sama kembali terulang pada bulan Februari kemarin. Walaupun sudah dihadang dengan tumpukan beton masif, banjir kembali menyapa. Kali ini, ia tak membawa serta rekannya, lumpur dan kotoran2 lainnya. Banjir yang lumayan bersih (karena datangnya dari rembesan lantai), lumayan membuat hati panik. Betapa tidak, si kecil Zayyan baru berusia 1 bulan saat si tamu tahunan datang. Untungnya ia tak terusik dengan datangnya banjir. Genangan air dibawah boks tempat tidurnya, malah membuatnya semakin nyenyak tidur (dingin kali yaa...). Demikian pula dengan si kakak. Ia malah asik bermain air dan berkali2 ganti baju. Banjir kali ini, saya dan suami sepakat untuk mencari rumah, tentunya yang bebas banjir. Pencarian dimulai dengan menelusuri daerah sekitar rumah kontrakan saya yang sekali lagi, bebas banjir. Aneka pameran properti tak luput disambangi, begitu juga dengan info dari rekan2 dan kerabat. Hingga pada suatu hari, iseng membaca spanduk dijalan, pada saat yang sama langsung kami jambangi. Hanya saja, sebelum sampai dilokasi, mampir sebentar disalah satu perumahan yang beberapa bulan sebelum banjir, sudah pernah kami lihat. Setelah mendapatkan brosur, kami kembali ke rencana awal. Sesampainya disana, apa yang dibayangkan tak sebanding dengan kenyataan.

Beberapa hari kemudian, entah angin darimana, tiba2 suami saya memutuskan untuk mengambil rumah di Green Bintaro Residence. Karena kami bukan jutawan, demi mempunyai sebuah rumah, KPR merupakan salah satu solusi. Proses aplikasi hingga akad kredit, hanya memakan waktu tak sampai 1 bulan. Saat ini, rumah kami sedang dalam proses pembangunan, dan insya Allah pertengahan Juni ini sudah selesai. Mudah2an semua urusan dilancarkan oleh Allah SWT, dan suku bunga tidak melonjak. Amieennn...

Jumat, 04 April 2008

Repotnya cari pembantu

Beberapa hari ini saya disibukkan oleh kegiatan mencari pembantu. Sebenarnya kadang tidak tega juga kalo mesti menyebut profesi tersebut dengan kata pembantu. Karena kata pembantu identik sekali dgn sebuah profesi yg dibawaaah sekali. Padahal menurut saya, pembantu itu pekerjaan yg mulia. Bagaimana tidak, di zaman yg serba materialistis ini -- dimana semua orang menghitung waktu dengan uang --, pembantu mengambil alih peran orang tua, terutama jika pasangan suami istri tersebut bekerja. Ketika anak bangun tidur, mungkin kedua orang tuanya sudah berangkat kerja. Pun sekembalinya orang tua dari bekerja, biasanya anak juga sudah tidur. Mereka jualah yg terkadang memandikan, menyuapi, menemani bermain, dan menina bobokan selain juga mereka harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga lainnya seperti mencuci pakaian, membersihkan rumah, mencuci piring, dan masih banyak lagi. Bahkan jika dipikir-pikir, terkadang kita (gw kalee') juga kurang "fair" kepada mereka. Sebagai pekerja, mereka tidak mendapatkan gaji sesuai UMP (Upah Minimum Pekerja), mereka tidak paham akan haknya (mungkin kewajibannya aja yg kita sodorkan --wong bikin job descriptionnya aja ga), tidak ada tunjangan kesehatan atau tunjangan hari tua. Wah...wah...jangan-jangan saya sudah mendzalimi pembantu saya sendiri dengan tidak menunaikan hak mereka. Bayangkan, beberapa puluh tahun ke depan...mungkin profesi ini akan semakin langka dan mahal.

Kembali ke masalah pembantu (saya lebih senang menyebutnya sebagai asisten rumah tangga atau "si mbak"), sebenarnya ada beberapa kriteria yg harus dimiliki oleh mereka, diantaranya:
- Perempuan (ya iya laah...masak laki2, ga cihuy ah)
- Sabar, telaten, rajin, jujur
- Usia tidak boleh kurang dari 28 thn
- Berpenampilan tidak menarik
- Tidak attractive
- Menguasai beberapa bahasa selain bahasa Indonesia (bahasa Jawa or Padang, lebih disukai)
- Lulusan dari universitas ternama (yg ini mah ngarang banget)
Dari kriteria yg saya sebutkan diatas, mungkin point pertama dan kedua yg paling penting. So, lets starts today...

Rabu, 02 April 2008

sAatnYa mEmuLai mENuLis

Saya yang berkata dibawah ini, dengan ini menyatakan blog ini sah menjadi blog saya mulai tanggal 2 April 2008 pukul 16.20. Hal-hal yang mengenai tulisan dan lain-lain akan diselenggarakan dengan seksama dan dalam tempo yg sesingkat2nya.
Bintaro, 2 APril 2008
a/n Bundanya Jauzi dan Zayyan