Kamis, 19 November 2009

1st School Trip @ Ocean Park





Setelah memastikan diri mendapatkan izin cuti dari si mami Dora, akhirnya saya bisa menemani Jauzi ke Ocean Park bersama teman-teman dan gurunya dari TK Islam Al-Kautsar. Awalnya si ibu guru menyangsikan kehadiran saya dalam trip kali ini. Mungkin dimata beliau, saya merupakan sesosok ibu yang amat sangat sibuk sampai-sampai tidak punya waktu untuk menemani putrinya sendiri (tepatnya disibuk-sibukkan, hehehehe). Tapi saya meyakinkan beliau bahwa kali ini saya bisa mendampingi Jauzi ke Ocean Park.

Berhubung dalam jadwal tertulis agar berkumpul di Ocean Park pukul 10.30, saya memutuskan untuk berangkat dari rumah pukul 10.00. Rombongan kali ini beranggotakan saya, Jauzi, Zayyan dan mbak Yati. Dalam hati saya berdoa agar cuaca hari ini cukup bersahabat untuk berenang. Tapi sayang seribu sayang, matahari begitu gagahnya menampakkan sinarnya di muka bumi ini. Padahal seharian kemarin, matahari enggan menampakkan diri.

Sesampainya disana, sudah tampak kerumunan orang yang sedang menunggu pintu masuk utama dibuka. Sebelum mengisi buku kehadiran, saya memutuskan untuk sedikit shopping disebuah toko perlengkapan renang yang terdapat dikoridor menuju pintu utama Ocean Park. Kali ini yang saya incar adalah pakaian renang dan ban renang untuk anak lelaki saya, Zayyan. Harga dan kualitasnya lumayan menurut saya. Tidak terlalu mahal untuk ukuran dompet saya (secara hanya ada beberapa toko, biasanya mereka mematok harga yang fantastis). Sehelai pakaian dan ban seluruhnya dibandrol Rp. 90 rb.

Pakaian dan ban renang sudah ditangan. Tinggal menampakkan batang hidung demi beberapa lembar tiket masuk dan makan siang. Selesai absen, kami memutuskan untuk sekedar duduk-duduk menunggu jam buka sembari mengoleskan krim SPF 33. Zayyan dan Jauzi mulai bergerilya mengunjungi tiap sudut. Tinggallah saya sendiri ditengah keramaian para orang tua murid beserta guru-guru. Sepertinya cuma saya seorang yang tidak begitu mengenal komunitas Al-Kautsar. Celingak celinguk ke kanan dan ke kiri sembari berharap ada mahluk sejenis manusia juga yang bersedia berbincang-bincang ga penting dengan saya. Namun nasib belum berpihak pada saya.

Syukurnya tak lama kemudian pintu masuk dibuka. Berbarislah kami menuju ke wahana renang. Selesai berganti pakaian, kami semua dikumpulkan disebuah tempat terbuka. Sambil menunggu peserta yang lain, anak-anak Pre-Kindy TK Al-Kautsar Bintaro plus Graha Raya mulai dikomandokan untuk berdoa dan setelah itu bernyanyi-nyanyi. Ketika semua peserta sudah kumpul, kami digiring menuju kolam renang yang memang dikhususkan bagi anak-anak berusia 2-3 tahun.

Berhubung matahari lagi cantik-cantiknya, saya tidak berani untuk bergabung dikolam renang. Padahal sejak dari rumah saya sudah semangat untuk memamerkan seragam Power Rangers di kolam renang. Pakaian renang saya memang mirip seragam Power Rangers, khususnya Power Rangers yang perempuan. Hehehehe...Walhasil, karena enggan untuk berhitam-hitam ria (masih trauma dengan kejadian renang ditempat yang sama tahun lalu), saya memutuskan untuk duduk-duduk saja dipinggir kolam renang sambil sesekali mengambil foto mereka. Di otak saya hanya ada rentetan kwitansi pembayaran klinik kulit. Nampaknya semua perawatan dan uang yang telah saya keluarkan hanya akan berakhir disini jika saya memaksakan diri berenang (maap ya nak, bukannya bunda tak cinta, tapi muke lebih penting ketimbang berenang). Hahahaha...perawatan yang sudah saya lakukan sejak tiga bulan yang lalu, akan lenyap dalam hitungan menit jika saya berenang. Lebih baik saya menunggu sampai cuaca baik saja.

Selesai santap siang di Bakso Lapangan Tembak, kira-kira pukul 13.00 cuaca tiba-tiba berubah. Matahari yang tadinya begitu galak, perlahan lenyap berganti kumpulan awan-awan hitam. Sepertinya akan turun hujan. Gagal total neh niat mo berenang. Akhirnya kami memutuskan untuk segera bergegas pulang. Lumayanlah hari ini, walaupun tidak jadi berenang, tapi saya puas bisa mendengarkan semua lagu yang ada di album "Ungu." Hihihi...tuh kan, ada untungnya juga!!!

Rabu, 18 November 2009

tentang KEMATIAN



Bulan November ini, seperti yang sudah tersurat dalam hukum alam, hujan mulai mengguyur Jakarta. November rain, begitu kata Guns N Roses. Hujan tidak hanya mengguyur alam ini, tapi juga sedikit banyak membasahi jiwa-jiwa yang kering dan haus akan dahaga. Kali ini, hujan semakin menambah kesenduan di hati saya.

Kesenduan itu tidak dapat terperikan lewat air mata maupun kata-kata. Kesenduan itu berawal saat tepatnya seminggu yang lalu, saya mendapatkan berita tentang keadaannya yang sedang kritis di Rumah Sakit Medistra. Berpacu dengan waktu, kami (saya, mba Hanna dan Sulfan) pergi menjenguknya. Kami tak ingin melewati detik-detik terakhir hidupnya tanpa sempat menjenguknya ataupun sekedar mengucapkan kata-kata perpisahan. Saat itu, Stephanie yang biasanya sangat ceria dan senang bicara, sudah dalam kondisi koma (matanya sudah terpejam, namun masih bernafas). Hanya sesekali terdengar rintihan suara...ma...ma...Ruangan tempat dirinya dirawat dipenuhi oleh rekan, kerabat maupun keluarga inti. Mereka sepertinya sudah siap menerima segala resiko terburuk dari penyakitnya.

Rabu, 11/11/09 pukul 18.55, berita itu tiba. Kami telah kehilangan sesosok sahabat yang telah dipanggil oleh-NYA. Setelah kurang lebih 2 tahun berjuang melawan kanker, Stephanie Widyani kembali ke haribaan-NYA. Saya katakan gagah berani karena ia kembali ke penciptanya dengan wajah yang sangat cantik dan senyum yang begitu tulus. Gagah berani memang kata yang pantas untuk disandang olehnya. Bayangkan, pada usia 29 tahun ia divonis terkena kanker usus. Sembuh dari penyakit tersebut, giliran kanker ovarium yang menyerang. Lepas dari itu, kali ini paru-paru yang diserang. Dari seluruh ujian yang dihadapinya, tak pernah sekalipun ia menggugat atas apa yang ditakdirkan kepadanya. Bahkan, ia tidak mau dikalahkan dengan penyakitnya. Ia terus berjuang sampai nafas penghabisan.

Stephanie yang ceria, lucu, dan selalu berpositif thinking terhadap semua hal. Stephanie yang begitu kuat dan sangat energik. Stephanie yang dalam setiap ucapannya terdapat kata "Bouw." Stephanie yang suka bergaul, supel, dan banyak teman. Stephanie yang cantik, baik hati dan tidak sombong. Stephanie yang itu..yaaa...yang itu...yang saat kepergiannya menggunakan busana putih, seputih hatinya...ia....teman kami...sahabat kami...yang walaupun belum lama kami mengenalnya (kira-kira dua tahunan), tapi semua keceriaannya, kebaikannya, keramahannya...begitu melekat dihati kami.

Selamat jalan sahabat...doa kami mengiringi setiap langkahmu...semoga semua ujian yang telah dirimu hadapi di dunia ini, mendapatkan akhir yang indah disana. We love you!!!