Kamis, 07 Maret 2013

Temanku Orang Miskin Bun!

Beberapa hari yang lalu, saat saya sedang membimbing Jauzi belajar, dia mengeluhkan tentang prilaku salah seorang temannya. Sudah beberapa kali ini, teman sekolahnya itu meminta dengan paksa beberapa alat tulis miliknya seperti penghapus, pensil, penggaris dan lain-lain. Pantas saja dia selalu merengek minta dibelikan alat tulis yang baru. Dalam hati saya, kejadian macam ini tentu tidak bisa didiamkan saja. Saya mengusulkan ke anak saya, untuk membicarakan masalah ini dengan gurunya jika kejadian semacam ini terjadi lagi. Meminta boleh saja, tapi masalahnya tidak boleh ada unsur pemaksaan dalam hal ini. Namanya juga minta, dikasih syukur, tidak dikasih ya tidak boleh maksa dong. Dengan tipikal anak saya yang kurang berani, saya yakin anak saya tidak akan mau melakukan saran saya diatas.

Keesokan harinya, saya meminta tolong kepada si 'mbak' untuk menyampaikan masalah ini ke guru kelas Jauzi saat menjemputnya ke sekolah. Sepulang dari kantor, saya tanyakan ke si 'mbak' tentang laporan yang saya titipkan untuk ditanyakan ke guru Jauzi. 

Me    : Mbak, gimana? Udah ngomong belum ke gurunya Jauzi?
Mbak : Tadinya saya udah mau ngomong ke bu gurunya. Tapi dilarang ama Jauzi. Dia narik-narik tangan saya, sambil bilang ga usah ngomong ke gurunya.
Me    : Loh kenapa kak?
Jauzi : Soalnya kasian Bun...temanku itu orang miskin. Ibunya aja kadang suka ga pakai sandal ke sekolah.
Me    : (terharu...speechless) Baiknya hatimu nak...tapi sikap temanmu juga ga benar nak. Masa minta kok maksa. Itu namanya ngerampok. Ga bagus sikap seperti itu. Jangan dicontoh ya nak!

Jaman memang sudah semakin sulit. Tapi bukan berarti harus menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Dan juga, mengorbankan orang lain ataupun menyakiti hati orang lain untuk kepuasan diri sendiri betul-betul tidak manusiawi. Smoga kamu jadi orang baik dan selalu dilindungi Allah ya nak....


Tidak ada komentar: