Rabu, 18 November 2009

tentang KEMATIAN



Bulan November ini, seperti yang sudah tersurat dalam hukum alam, hujan mulai mengguyur Jakarta. November rain, begitu kata Guns N Roses. Hujan tidak hanya mengguyur alam ini, tapi juga sedikit banyak membasahi jiwa-jiwa yang kering dan haus akan dahaga. Kali ini, hujan semakin menambah kesenduan di hati saya.

Kesenduan itu tidak dapat terperikan lewat air mata maupun kata-kata. Kesenduan itu berawal saat tepatnya seminggu yang lalu, saya mendapatkan berita tentang keadaannya yang sedang kritis di Rumah Sakit Medistra. Berpacu dengan waktu, kami (saya, mba Hanna dan Sulfan) pergi menjenguknya. Kami tak ingin melewati detik-detik terakhir hidupnya tanpa sempat menjenguknya ataupun sekedar mengucapkan kata-kata perpisahan. Saat itu, Stephanie yang biasanya sangat ceria dan senang bicara, sudah dalam kondisi koma (matanya sudah terpejam, namun masih bernafas). Hanya sesekali terdengar rintihan suara...ma...ma...Ruangan tempat dirinya dirawat dipenuhi oleh rekan, kerabat maupun keluarga inti. Mereka sepertinya sudah siap menerima segala resiko terburuk dari penyakitnya.

Rabu, 11/11/09 pukul 18.55, berita itu tiba. Kami telah kehilangan sesosok sahabat yang telah dipanggil oleh-NYA. Setelah kurang lebih 2 tahun berjuang melawan kanker, Stephanie Widyani kembali ke haribaan-NYA. Saya katakan gagah berani karena ia kembali ke penciptanya dengan wajah yang sangat cantik dan senyum yang begitu tulus. Gagah berani memang kata yang pantas untuk disandang olehnya. Bayangkan, pada usia 29 tahun ia divonis terkena kanker usus. Sembuh dari penyakit tersebut, giliran kanker ovarium yang menyerang. Lepas dari itu, kali ini paru-paru yang diserang. Dari seluruh ujian yang dihadapinya, tak pernah sekalipun ia menggugat atas apa yang ditakdirkan kepadanya. Bahkan, ia tidak mau dikalahkan dengan penyakitnya. Ia terus berjuang sampai nafas penghabisan.

Stephanie yang ceria, lucu, dan selalu berpositif thinking terhadap semua hal. Stephanie yang begitu kuat dan sangat energik. Stephanie yang dalam setiap ucapannya terdapat kata "Bouw." Stephanie yang suka bergaul, supel, dan banyak teman. Stephanie yang cantik, baik hati dan tidak sombong. Stephanie yang itu..yaaa...yang itu...yang saat kepergiannya menggunakan busana putih, seputih hatinya...ia....teman kami...sahabat kami...yang walaupun belum lama kami mengenalnya (kira-kira dua tahunan), tapi semua keceriaannya, kebaikannya, keramahannya...begitu melekat dihati kami.

Selamat jalan sahabat...doa kami mengiringi setiap langkahmu...semoga semua ujian yang telah dirimu hadapi di dunia ini, mendapatkan akhir yang indah disana. We love you!!!

Tidak ada komentar: