Selasa, 09 Juli 2013

Selingkuh??? Yang Lebih Baik Banyak Kok...

Selingkuh? Siapa sih yang belum pernah mendengar kata-kata ini? Kata-kata yang hampir setiap hari mampir di telinga maupun penglihatan saya. Ga tua, ga muda, alim maupun bejat, ternyata ada yang pernah ketauan berselingkuh. Benarkah selingkuh malah membuat hubungan sebuah pasangan menjadi lebih harmonis?


Pagi ini saya tiba-tiba tergerak untuk menulis tentang selingkuh. Berawal ketika saya mengecek BBM dan iseng melihat recent updates dari contact list di BBM saya. Salah satu teman saya, meng-update profile picture-nya. Sebenarnya itu hal yang biasa saja alias tidak istimewa. Yang menjadikannya luar biasa adalah foto yang dipasangnya adalah foto-foto dirinya yang sedang tidak berjilbab ditambah salah satu dari foto tersebut menggambarkan adegan pamer sensualitas dirinya dengan bergaya dan berpakaian seksi. FYI, teman saya itu dalam kesehariannya menggunakan jilbab. 

Astaghfirullah...tersentak hati saya melihatnya. Bukan cuma karena kaget, namun rasa iba di hati saya melihat fotonya tersebut. Mungkin jika saya tidak mengenal dan mengetahui sedikit lembar kisah hidupnya belakangan ini, saya tidak seiba ini. Ibu beranak 2 tersebut, beberapa bulan belakangan ini seringkali memasang status BBM yang berisi kegalauan. Terakhir berbincang dengannya, ia sedang dirundung kesedihan karena baru saja memergoki suaminya saling melontarkan kata-kata mesra dan "mengundang" dengan perempuan lain. Tidak hanya kata-kata mesra, namun ia juga menemui foto-foto seksi perempuan lain  tersebut di BB suaminya. Ketika dikonfrontir, suaminya mengaku kalau hanya berteman saja dengan perempuan yang ia kenal saat sedang mengikuti sebuah pelatihan di sebuah kota di Jawa Tengah. Namun ia tak begitu saja mempercayai jawaban suaminya, mengingat jika hanya berteman, tak mungkin ada lontaran kata-kata mesra dan foto-foto dengan adegan "mengundang". Pecahlah perang di antara mereka berdua.

Sejak saat itu, ia mengaku hubungannya dengan suaminya merenggang. Mereka tidak saling berkomunikasi lagi, namun tetap tinggal dalam 1 atap. Ia mengaku tidak tahu harus berbuat apa untuk kelanjutan hubungan mereka. Pernikahan yang sudah dijalani selama lebih dari 7 tahun tersebut berada di ujung tanduk. Untuk mengakhirinya, teman saya tidak berani mengambil keputusan itu karena ia sangat bergantung secara finansial terhadap suaminya. Untuk lanjut, ia harus tersiksa lahir batin karena suaminya semakin over protective terhadap BB-nya dan semakin menutup diri untuk sekedar berdialog. 

Well, pada akhirnya saya tidak tahu jalan apa yang hendak ia tempuh terkait dengan kelanjutan pernikahannya. Saya tidak pernah bertanya lagi sampai detik ini. Bukan karena saya tidak peduli. Tapi saya hanya tidak mau masuk terlalu dalam, mencampuri masalah  rumah tangga yang sedang ia hadapi. Sampai pagi ini, ketika saya melihat profile picture-nya. Hati saya miris dibuatnya. Rasanya kalau boleh saya hendak memotivasi dirinya. Say...tidak perlu merendahkan dirimu sendiri dengan membuka auratmu dan memperlihatkan keseksianmu. Bukan...bukan itu jalan keluar dari masalahmu. Mungkin ia pikir, suaminya selingkuh dengan perempuan lain, karena ia tidak "seseksi dan seberani" perempuan itu. Kalau sampai itu yang dijadikan alasan suaminya berselingkuh, bukan salah dirimu teman. Otak dan akhlak suami mu yang perlu direparasi. 

Apapun alasannya, selingkuh itu tidak dibenarkan baik oleh agama maupun etika berperilaku di masyarakat. Jika ada masalah dalam rumah tangga kalian, intropeksi diri, komunikasikan dengan pasangan, saling memperbaiki diri dan yang paling utama adalah sabar dan sholat. Bukan juga dengan membalas perbuatannya dengan perbuatan serupa. Kalau itu yang kamu lakukan, derajatmu serendah perempuan tersebut (yang tega menyakiti hati sesamanya dengan mengganggu suami orang). Kunci keharmonisan rumah tangga bukan diperoleh dari selingkuh. Yang ada malah selingkuh mematikan hati dan hubungan. Saya juga bukan orang yang sempurna dan pernikahan saya pun masih jauh dari sempurna. Hanya saja, harga diri saya terlalu tinggi kalau hanya sekedar untuk "buka-bukaan" demi membalaskan dendam. Saya masih terlalu waras untuk mengorbankan diri saya untuk lelaki yang tidak mampu menjadi imam yang baik bagi saya dan anak-anak saya. Biarlah, apa yang menimpa rumah tanggamu, menjadi penghapus dosa bagimu. Semoga Allah SWT membukakan mata hatimu, suamimu dan orang-orang yang selalu mengedepankan nafsu dibandingkan hati nurani. 











Kamis, 07 Maret 2013

Temanku Orang Miskin Bun!

Beberapa hari yang lalu, saat saya sedang membimbing Jauzi belajar, dia mengeluhkan tentang prilaku salah seorang temannya. Sudah beberapa kali ini, teman sekolahnya itu meminta dengan paksa beberapa alat tulis miliknya seperti penghapus, pensil, penggaris dan lain-lain. Pantas saja dia selalu merengek minta dibelikan alat tulis yang baru. Dalam hati saya, kejadian macam ini tentu tidak bisa didiamkan saja. Saya mengusulkan ke anak saya, untuk membicarakan masalah ini dengan gurunya jika kejadian semacam ini terjadi lagi. Meminta boleh saja, tapi masalahnya tidak boleh ada unsur pemaksaan dalam hal ini. Namanya juga minta, dikasih syukur, tidak dikasih ya tidak boleh maksa dong. Dengan tipikal anak saya yang kurang berani, saya yakin anak saya tidak akan mau melakukan saran saya diatas.

Keesokan harinya, saya meminta tolong kepada si 'mbak' untuk menyampaikan masalah ini ke guru kelas Jauzi saat menjemputnya ke sekolah. Sepulang dari kantor, saya tanyakan ke si 'mbak' tentang laporan yang saya titipkan untuk ditanyakan ke guru Jauzi. 

Me    : Mbak, gimana? Udah ngomong belum ke gurunya Jauzi?
Mbak : Tadinya saya udah mau ngomong ke bu gurunya. Tapi dilarang ama Jauzi. Dia narik-narik tangan saya, sambil bilang ga usah ngomong ke gurunya.
Me    : Loh kenapa kak?
Jauzi : Soalnya kasian Bun...temanku itu orang miskin. Ibunya aja kadang suka ga pakai sandal ke sekolah.
Me    : (terharu...speechless) Baiknya hatimu nak...tapi sikap temanmu juga ga benar nak. Masa minta kok maksa. Itu namanya ngerampok. Ga bagus sikap seperti itu. Jangan dicontoh ya nak!

Jaman memang sudah semakin sulit. Tapi bukan berarti harus menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Dan juga, mengorbankan orang lain ataupun menyakiti hati orang lain untuk kepuasan diri sendiri betul-betul tidak manusiawi. Smoga kamu jadi orang baik dan selalu dilindungi Allah ya nak....


Selasa, 26 Februari 2013

Gone...Gone Away ...




Ah kamu...
Slalu menitipkan pilu
Dengan hadirmu
Atau ketidakhadiranmu
Slalu bgitu

Mengapa tak kau kemasi saja smuanya?
Bawa smua jasad bahkan renikmu
Tak perlu iba atau rasa kasihan
Bahkan kalau perlu,
kubur saja nuranimu
Aku tak butuh itu

Puaskan nafsu duniawimu
Yang bahkan tak dapat kureka
Maupun kubedakan
Yang mana hewan dan yang mana dirimu
Yang mana ketulusan
Yang mana topeng kebusukan

Sudah pergi saja
Toh aku masih bisa menari dalam luka
Tuhan selalu berbaik hati padaku
Membukakan semuanya
Bahkan yang telah kau sembunyikan
Dengan rapat
Disebalik kwitansi-kwitansi hotel
Dibalik tebalnya selimut pergumulan
Bahkan rayuan-rayuan percakapanmu
Dengan dia yang entah manusia
Entah iblis sejenismu

Kumohon...
Pergi saja
(Terserah, apakah pergi dari tempatmu berpijak atau pergi dari dunia fana) 

Sungguh, tak kan kusesali

Bintaro, 24 Februari 2013
(Malam yang menggugat pagi)


Selasa, 15 Januari 2013



Selamat Tinggal

Oleh
 Chairil Anwar

Aku berkaca
Ini muka penuh luka
Siapa punya?

Kudengar seru menderu
-- dalam hatiku? --
Apa hanya angin lalu?

Lagu lain pula
Menggelepar tengah malam buta

Ah.................??

Segala menebal, segala mengental
Segala tak kukenal.......!!
Selamat Tinggal............!!