Senin, 12 April 2010

I Have a DREAM...

Tulisan kali ini terinspirasi oleh salah satu status dari teman saya di Facebook yang berbunyi "Last night I had a beautiful dream..it was you, sitting on your bed and smiling on me :)." Soooo...soooo...romantic dan menyentuh!! Membuat air mata saya tergenang dan nyaris bergulir berjatuhan tak terbendung bagai hujan yang tumpah dari awan-awan hitam yang menggumpal.

Mungkin bagi sebagian orang yang tidak memahami kondisi si pemilik status, akan beranggapan bahwa statusnya tersebut masuk dalam kategori biasa-biasa saja. Reaksinya akan berbeda jika paham dan mengenal bagaimana dan siapa si pemilik status tersebut. Teman saya itu, sesosok perempuan tegar dan seorang ibu dari seorang anak perempuan yang cantik yang saat ini tengah berjuang dan bermimpi untuk melihat suaminya kembali sehat seperti sedia kala. Seulas senyum bagi sebagian orang, mungkin sudah jamak dan tidak istimewa maknanya. Tapi bagi teman saya, seulas senyum dibibir suaminya, merupakan mimpi yang harus terus diusahakan untuk menjadi kenyataan. Mimpi yang sangat mahal dan langka...semoga Allah SWT berkenan menyembuhkan suaminya dan menghilangkan segala penyakit yang ada di dirinya..amienn..

Kembali ke mimpi.

Berikut adalah beberapa teori mengenai mimpi yang saya kutip dari http://www.acehforum.or.id:

Menurut Freud, mimpi adalah penghubung antara kondisi bangun dan tidur. Baginya, mimpi adalah ekspresi yang terdistorsi atau yang sebenarnya dari keinginan-keinginan yang terlarang diungkapkan dalam keadaan terjaga. Jika Freud seringkali mengidentifikasi mimpi sebagai hambatan aktivitas mental tak sadar dalam mengungkapkan sesuatu yang dipikirkan individu, beriringan dengan tindakan psikis yang salah, selip bicara, maupun lelucon, maka Ibn Arabi mengidentifikasinya sebagai bagian dari imajinasi. Bagi Ibnu Arabi, karena mimpi adalah bagian dari imajinasi, maka untuk memahami terminologi mimpi dalam khazanah pemikirannya, terlebih dahulu mengacu pada makna imajinasi itu sendiri. Baginya, imajinasi adalah tempat penampakan wujud-wujud spiritual, para malaikat dan roh, tempat mereka memperoleh bentuk dan figur-figur “rupa penampakan” mereka, dan karena disana konsep-konsep murni (ma`ani) dan data indera (mahsusat) bertemu dan memekar menjadi figur-figur personal yang dipersiapkan untuk menghadapi drama event rohani.

Pada dasarnya hakikat mimpi bagi psikoanalisis hanyalah sebentuk pemenuhan keinginan terlarang semata. Dikatakan oleh Freud (dalam Calvin S.Hal & Gardner Lindzaey, 1998) bahwa dengan mimpi, seseorang secara tak sadar berusaha memenuhi hasrat dan menghilangkan ketegangan dengan menciptakan gambaran tentang tujuan yang diinginkan, karena di alam nyata sulit bagi kita untuk mengungkapkan kekesalan, keresahan, kemarahan, dendam, dan yang sejenisnya kepada obyek-obyek yang menjadi sumber rasa marah, maka muncullah dalam keinginan itu dalam bentuk mimpi.

Sementara dalam teori Ibn Arabi lebih bersifat komplementer, setidaknya dalam hal ini, disamping memiliki substansi sebagai pemenuhan keinginan, Ibn Arabi juga memandang situasi penciptaan sebagai pernyataan tidur, dimana kosmos (semesta-pen) yang tercipta terlihat sebagai mimpi Ilahi. Pengalaman manusia merupakan citra mikrokosmik. Oleh karena itu, seluruh situasi penciptaan yang memerlukan alam “yang lain” untuk mempengaruhi tujuannya, dapat dipandang sebagai semacam lamunan Ilahi, dimana ilusi sesuatu yang “bukan Aku” diperkenalkan pada kesadaran Ilahi sebagai refleksi posibilitasnya.

Saya terlahir sebagai seorang perempuan yang punya banyak impian. Itu saya sadari semenjak saya masih kecil. Kadang, impian saya itu tertuang dalam bentuk mimpi dan ketika terbangun dari tidur, saya berusaha mewujudkan mimpi saya dengan berikhtiar semampu saya. Banyak juga mimpi-mimpi saya yang menguap bersama angin. Saya bersyukur masih diberi nikmat mimpi oleh sang Pemilik alam ini. Mimpi bagi saya merupakan anugerah terindah baik mimpi yang menyenangkan maupun mimpi buruk. Mimpi baik, saya asumsikan sebagai acuan dan dorongan bagi saya untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. Sedangkan mimpi buruk, saya kategorikan sebagai petunjuk melangkah agar saya tidak mengalaminya di dunia nyata.

Silahkan bermimpi karena kesuksesan terkadang diawali dengan mimpi-mimpi..seperti saya yang saat ini sedang bersenandung sebuah lagu...

I have a dream, a song to sing
To help me cope with anything
If you see the wonder (wonder) of a fairy tale
You can take the future even if you fail
I believe in angels
Something good in everything I see
I believe in angels
When I know the time is right for me
I'll cross the stream - I have a dream

1 komentar:

hanna latuputty mengatakan...

about status facebook: so touchy i think i know the person you talk about. Pray for them for the happines will be back and embracing their family back in unity.
about dream: yes..i am dreaming lots of things now and wish they will come true someday..dream..dream..dream :-)