Rabu, 28 April 2010

Stres, Vertigo dan Perhatian

Hari ini merupakan hari ke-13 sejak serangan vertigo pertama kali menemui saya. Serangan yang terjadi secara tiba-tiba pada pagi hari, tepatnya saat saya terbangun dari tidur, benar-benar meluluhlantakkan kekuatan yang ada di tubuh saya. Pagi itu, saya terbangun dengan kondisi setengah terkejut, saat saya berusaha untuk berdiri, dunia terasa berputar dengan kencangnya sampai-sampai saya tak sanggup untuk mengangkat badan. Reaksi awal, membangunkan suami - kebetulan anak-anak saya sudah lebih dahulu terbangun - dan meminta tolong untuk diambilkan kantung plastik. Selain kepala terasa berputar-putar dan pusing, isi perut juga seperti minta untuk dikeluarkan. Tidak banyak yang bisa dikeluarkan karena pagi hari tentunya belum ada makanan barang sesuap pun yang sempat singgah diperut. Not even a glass of water.

Tindakan saya selanjutnya adalah berbaring dan memejamkan mata karena tiap kali saya menggerakkan badan, setiap kali itulah rasa mual dan sensasi berputar yang hebat yang akan mendera saya. Saya mangabarkan ketidakhadiran saya ke atasan melalui sms. Tak lupa, saya juga mengabarkan salah 1 sahabat saya mengenai sakit saya itu. Hari itu, saya habiskan dengan berbaring tertidur, makan dan minum di tempat tidur, bahkan kalau bisa segalanya diselesaikan ditempat tidur. Hehehehe...Sebelumnya, saya pernah merasakan sensasi vertigo saat saya masih duduk dibangku kuliah. Namun saat itu kejadiannya hanya berlangsung selama 1 hari. Setelah minum suplemen vitamin dan penambah darah, juga tidur seharian, vertigo itu lenyap tak berbekas.

Belajar dari pengalaman sebelumnya, saya mencoba mengaplikasikan terapi pengobatan yang sama. Namun sepertinya, belum berhasil. Teringat, bahwa ibu dan kakak perempuan saya juga pernah menderita penyakit yang sama, akhirnya saya berusaha menelpon mereka. Muncullah 4 buah resep obat-obatan yang pernah mereka konsumsi saat terkena penyakit vertigo. Mertigo, stugeron, merislon, dan suplemen penambah darah. Saya mencobanya satu persatu. Lumayan berhasil menghentikan mual yang saya derita. Tapi sensasi berputarnya tetap masih hinggap dikepala saya. Beberapa acara yang sudah saya rencanakan sejak awal, terpaksa dengan memendam sedikit kekecewaan, saya batalkan.

Dengan sedikit kekuatan, saya mencoba menelusur di internet mengenai seluk beluk penyakit vertigo. Berikut sebagian dari informasi yang saya dapatkan dari www.medicastore.com. Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penyebab vertigo bermacam-macam. Vertigo bisa disebabkan karena adanya gangguan pada sistem vestibular perifer (ganguan pada telinga bagian dalam). Pusing juga bisa muncul sebagai akibat dari gangguan sistem vestibular sentral (misalnya saraf vestibular, batang otak, dan otal kecil). Pada beberapa kasus, penyebab vertigo tidak diketahui. Gangguan vestibular perifer meliputi Benign Paroksimal Positional Vertigo (BPPV; vertigo karena gangguan vestibular perifer yang paling banyak ditemui), sindrom Cogan (terjadi karena ada peradangan pada jaringan ikat di kornea, bisa mengakibatkan vertigo, telinga berdenging dan kehilangan pendengaran), penyakit Ménière (adanya fluktuasi tekanan cairan di dalam telinga/ endolimf sehingga dapat mengakibatkan vertigo, telinga berdenging, dan kehilangan pendengaran). ototoksisitas (keracuanan pada telinga), neuritis vestibular (peradangan pada sel saraf vestibular, dapat disebabkan karena infeksi virus).

Beberapa obat dan zat kimia (seperti timbal, merkuri, timah) dapat menyebabkan ototoksitas, yang mengakibatkan kerusakan pada telinga bagian dalam atau saraf kranial VIII dan menyebabkan vertigo. Kerusakan dapat bersifat temporer maupun permanen. Penggunaan preparat antibiotik (golongan aminoglikosida, yaitu streptomisin dan gentamisin) jangka panjang maupun penggunaan antineoplastik (misalnya cisplatin maupun carboplatin) dapat menyebabkan ototoksisitas permanen. Konsumsi alkohol, meskipun dalam jumlah kecil, dapat menyebabkan vertigo temporer pada beberapa orang.

Hingga hari senin, vertigo itu belum kunjung lenyap. Akhirnya saya dengan ditemani suami, memeriksakan diri ke dokter spesialis syaraf. Dokter yang seharusnya praktek mulai pukul 19.30, datang setengah jam kemudian. Saat menunggu giliran, beberapa orang yang duduk disebelah saya, bertanya ikhwal keberadaan saya disana. Dengan sedikit berbisik, saya sebutkan bahwa saya hendak memeriksakan diri ke dokter syaraf. Sengaja saya berbisik, karena saya sudah dapat menduga reaksi orang umum jika saya menyebut dokter syaraf. Contoh kecilnya, ya suami saya. Saat saya katakan hendak ke dokter syaraf, dia bilang begini: "Emang kenapa dengan syarafmu? Apa dirimu sudah mulai gila ya?." Dengan enteng saya jawab, "Justru karena udah mulai bener neh otak, makanya jadi vertigo!."

Saat berkonsultasi dengan dokter spesialis syaraf, saya diuji dengan serangkaian gerakan-gerakan. Dokter yang menurut saya agak sedikit angkuh dan pelit informasi ini, mungkin agak terganggu dengan pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan. Hingga akhirnya, dia meresepkan serangkaian obat dan mendiagnosis saya terkena vertigo. Tapi penyebab vertigonya belum dapat diketahui kecuali saya melakukan beberapa tes seperti citiscan ataupun BERA. Beliau menyarankan saya melakukan tes BERA yang berkaitan dengan syaraf yang ada dipendengaran. Namun tes tersebut, baru bisa dilakukan di Rumah Sakit Fatmawati dengan sebelumnya harus mendaftarkan diri (katanya harus mengantri untuk dapat giliran tes) dulu setiap hari senin dan selasa. Dokter tersebut pun hanya memberikan jatah istirahat dirumah selama 1 hari, yaitu hari senin saja. Sungguh teganya dirinya!!!!

Hari selasanya, dengan kondisi masih memprihatinkan, saya mulai beraktifitas kembali. Banyak yang tidak percaya saya sakit karena saya masih bisa bercanda ria. Saya memaksakan diri untuk kembali bekerja, karena saya tidak mau dikalahkan oleh penyakit. Toh saya sudah berikhtiar dengan berkonsultasi ke dokter dan meminum obat-obat yang diresepkan. Selama beberapa hari beristirahat dirumah, saya menyempatkan diri merenung atas segala yang terjadi belakangan ini dan berusaha mendekatkan diri kembali dengan kedua buah hati saya dan tentunya dengan suami tersayang. Beberapa minggu belakangan ini, saya terlalu memforsir diri saya untuk banyak hal yang mungkin nilainya tidak sebanding dengan kesehatan saya. Tidur yang kurang, terlalu sering dan banyak mengukur jalan, dll. Beberapa hal yang menganggu pikiran saya, menyita seluruh energi saya untuk kemudian mengendap menjadi gumpalan-gumpalan kristal yang menggelayuti setiap langkah dan hati. Ada beberapa hal dalam hidup saya, yang memberatkan pikiran, yang tidak mungkin saya bagi dengan orang lain tersimpan rapi di alam bawah sadar. Mungkin saya stres, mungkin juga tidak. Karena saya selalu berusaha menikmati segala kejadian ataupun lika-liku hidup dengan senyum. Kalaupun saya harus kesal dan marah, biasanya saya tumpahkan saat itu saja dengan orang yang sangat saya percaya untuk selanjutnya kembali mengisi hari dengan senyuman. Toh tidak semua orang perlu tahu apa yang sedang saya rasakan dan saya inginkan bukan? Saya hanya ingin berbagi kebahagiaan dengan orang lain dan tidak ingin menjadi benalu bagi kehidupan orang lain.

Other reason is mungkin pola makan saya berubah sangat drastis sehingga badan saya belum mampu menerima perubahan itu. Sebagai penderita tekanan darah rendah, tidak seharusnya saya berdiet makanan terlalu ketat. Mungkin yang terbaik adalah diet yang diimbangi dengan olahraga. Semua alasan-alasan tersebut saya kembalikan dengan keikhlasan yang teramat dalam. Bahwa mungkin Allah SWT punya cara tersendiri untuk menegur umat-NYA. Bahwa saya mungkin selama ini banyak melalaikan kewajiban saya sebagai hamba, kewajiban saya sebagai imam bagi seluruh organ tubuh saya hingga lupa bersedekah bagi tubuh yang hanya titipan semata ini. Mungkin ini juga sebuah rem yang bagus agar saya agak sedikit memperlambat laju diri yang kadang tidak terbendung dan tidak termaknai.

Saat saya terbaring sakit, hujan perhatian banyak saya dapati. Dari teman-teman kantor, teman main, keluarga dan terutama dari kedua buah hati saya dan juga suami (yang terakhir ini, dengan terpaksa disebut karena saat saya sakit, dia banyak menyindir dan meledek penyakit saya. Tapi hal itu saya anggap salah 1 bentuk perhatiannya yang tidak terungkapkan dengan kata-kata manis). Bayangkan, saat saya mual dan muntah, saya selalu menyediakan 1 kantong plastik untuk menampung apa yang saya keluarkan. Lalu dengan santainya dia bilang, "Kamu kayak naik bus malam aja pake sedia kantung plastik? Lain kali naik bus yang agak elitan dong biar ga muntah!." Atau begini, "Udah ganti aja ama kepala monyet! Monyet ga pernah sakit kepala tuh!." Bayangkan sodara-sodara....betapa perhatiannya dirinya terhadap saya! Hihihi...love u full deh!

Kemudian, anak saya tertua, Jauzi juga mencurahkan perhatiannya lewat kata-kata manis. Katanya, "Bunda, cepat sembuh ya...makanya jangan pulang malam-malam terus!." Bahkan dia juga berkata, "Bunda kok makan dan minum ditempat tidur seh? Kayak orang mati aja!." Gubrak...lalu saya jawab begini, "Nak, kan orang mati udah ga pengen makan dan minum lagi! Jadi Bunda ga kayak orang mati dong!." Hehehehe...lain lagi dengan anak lelaki saya. Dia tidak banyak bicara. Hanya beberapa menit sekali, dia masuk ke kamar dan mencium pipi saya sambil berkata, "Undaaa...!!." So sweeettttt...

Teman-teman juga banyak yang menelpon dan mengirim sms bahkan berniat menjenguk saya ke rumah. Ada juga yang menanyakan kabar via Facebook maupun email. Thanks guys!! Terima kasih atas segala perhatiannya yang menjadi obat tersendiri buat saya. Sedikit waktu yang diluangkan, sapaan-sapaan hangat, ajakan-ajakan untuk jalan dan mutar-mutar sejenak, kebawelan bertanya tentang perkembangan penyakit saya dan kelanjutan pengobatan, bahkan ledekan-ledekan maupun guyonan yang konyol, banyak membantu saya melupakan sejenak segala kepeningan dan sensasi berputar yang saya rasakan. Can't say a word...u already knew and feel it lah!!

Anyway, walau sekarang rasa pusing itu telah sirna, tapi sensasi mengambang dan ketidakseimbangan masih saya rasakan. Don't worry...sampai saat ini saya masih bisa menikmati rasa sakit itu dan tetap berusaha bersyukur atas segala yang telah diberikan-NYA pada saya sekarang ini. Insya Allah, dibalik musibah ada hikmah yang dapat saya petik. Tentunya saya tetap akan berjuang melawan rasa sakit ini dengan terus berikhtiar dengan berkonsultasi ke dokter. Rencananya, saya akan berkonsultasi kembali dengan dokter THT. Tapi mungkin tidak untuk minggu ini ya..karena saya masih mencoba kemanjuran obat yang sedang saya konsumsi sekarang. Selain itu, mungkin ada beberapa alasan lain yang tidak ingin saya ungkapkan sekarang.

Ok then...saatnya terlelap untuk menyongsong kembali hari esok yang penuh dengan semangat.

Cheers...I LOVE U ALL!!

3 komentar:

Anonim mengatakan...

aR3N't ThI5 @nNoY1n6?

Ferry Lee mengatakan...

Wah, pagi ini saia meresakan sensasi yang munkin mirip dengan Ibu.

kronologinya, saia tidur jam 12. bangun jam 5, pipis dan pergi minum, karna mikir baru tidur 5 jam, saia putuskan untuk pergi tidur lagi hingga pukul 6 atau 7. saia tidur lagi pukul 5.30, karna saia masih sempat idupi komputer untuk download Software.

...

Saia pun terbangun, yup, dengan sedikit terkejut, lihat jam sudah menunjukan jam 9. "Wah, sudah siang." Saia bangun/berdiri segera, dan belum lagi sempat beridiri, baru menaiki badan, dan weng weng weng. kepala saia merasakan sensasi mutar-mutar yang begitu kuat. Astaga kata saia, kenapa ini?

Perasaan mual ingin muntah pun menjadi bonusnya (Saia juga punya riwayat sakit maag). Bisa jadi nih maag lagi pikir saia, sebab sudah pukul 9 dan saia belum sarapan. Atau mungkin masuk angin (belum makan ditambah tidur pakai kipas).

Gawat pikirku, sebab masih harus mempersiapkan diri untuk UTS besok.

Singkat cerita, sampai saat saia menulis komentar ini, sensasi mual masih belum sirna. Peersaan mutar-mutar sedikit lumayan berkurang.
Saia tidak tahu harus bagaimana, teman saia bilang bisa jadi anemia tapi biasanya anemia disertai mata kunang2 katanya, baca diinternet muncul nama2 seperti verigo dan kanker otak. OMG.

Mau minum obat sakit kepala, kepala saia tidak sakit hanya berputar2. mau minum obat maag ga ngurangi yang dirasakan kepala :(

Maaf sudah menuhi box komentar.

Ainy Zulaikha mengatakan...

WaW,kejadiann ke persis sama kyk sy. Kata dokter sih ini masalah THT. Jd pas ke dokter syaraf, dibilang gk ada apa2. Malah dibilang vertigo gr2 cemas.hadeh. Ini perkembangannya gmn sis? Mgkin ada akun fb? Biar bs share pengalamannya.