Kamis, 04 Desember 2008

andai A...A...A...A...A...ku jadi orang KAYA!!!

...andai A...A...A...A...A...ku jadi orang KAYA!!!
...andai A...A...A...A...A...tak usah pakai kerja...

Mungkin jika anda adalah bagian dari generasi era 80an seperti saya, pasti pernah dengar salah satu bait dari lagu yang didendangkan oleh Oppie Andaresta diatas. Lagu itu merepresentasikan nasib banyak orang. Apalagi zaman yang katanya sedang krisis ini. Pasti banyak orang yang bermimpi menjadi kaya. Mungkin definisi kaya, bisa diartikan lain oleh sebagian orang. Definisi kaya dibenak saya, adalah tercukupinya segala kebutuhan. Saat ini, alhamdulillah, saya diberikan Allah kesehatan, dua anak yang lucu2 dan sehat, suami yang sayang pada saya, diberikan pekerjaan yang nyaman, dan lain-lain yang tidak cukup rasanya kalo saya sebutkan satu persatu. Hanya saja, terkadang saya merasa terenyuh jika melihat orang yang nasibya tidak seberuntung saya.
Hidup memang mengisyaratkan perbedaan, baik dari segi materi, fisik, dll. Seperti ketika tadi pagi saya melihat pedagang ayam yang berjualan dirumah kontrakan saya dulu. Aki, biasanya dia disapa. Usianya mungkin lebih dari 60 tahun. Setiap pagi ia bersepeda dari rumahnya untuk berjualan ayam. Secara fisik, postur tubuhnya lebih cocok untuk diam dirumah saja menikmati hari tuanya. Tapi apa daya, ia memiliki anak-anak yang masih kecil (bahkan yang terkecil masih seusia anak saya yang pertama). Duh...ga tega kalo kebetulan berpapasan dengannya. Aki, setiap hari dengan riang gembira mengayuh sepeda ontelnya berkeling kampung sambil sesekali berteriak...ayam..ayam!!! Biasanya ada juga yang iseng menyahuti dengan, ayam...mati!!! Kalo sudah begitu biasanya ia akan menimpalinya dengan berpura-pura marah dan mengejar orang tersebut. Aki juga orang yang menyenangkan. Terkadang sikap latahnya, membuat kita (para ibu) terpingkal-pingkal. Sebatang rokok tak pernah lepas dari tangannya.
Pagi ini, kembali saya berpapasan dengannya. Tapi kali ini dijalan besar tatkala ia hendak menyebrang jalan dimana tidak ada satupun kendaraan yang mau berhenti dan memberinya ruang untuk menyebrang. Ya Allah...ga tega saya melihatnya!! Rasanya pengen menangis menyaksikan sesosok tubuh renta itu terombang ambing maju mundur sambil menuntun sepeda tuanya. Sampai pada akhirnya, ada juga manusia yang berbaik hati menghentikan kendaraan. Duuhh Aki, mungkin didunia ini, nasibmu tidak seberuntung kaum borjuis diatas sana! Tapi mudah-mudahan Allah SWT memberikan aki kebahagiaan dan kekuatan untuk menghadapi hidup ini. Semoga...

Tidak ada komentar: