Selasa, 18 November 2008

Cooking With LOVE


Kemarin, saat browsing2 mencari bumbu sayur lodeh di internet, tanpa sengaja saya menemukan sebuah blog yang berisi resep2 masakan. Judul blognya "Dapur Bunda". Blog yang menarik menurut saya karena isinya merupakan resep2 masakan yang tidak ribet. Memasak kelihatannya jadi simple en easy. Saking penasarannya, saya perlu mencari tau lebih dalam siapa pemilik blog tersebut. Kebetulan diblog tersebut terdapat foto si pemilik beserta link menuju blognya yang lain. Betapa terkejutnya saya, ketika mendapati bahwa si pemilik blog tersebut sudah tiada. Innalillahi...walaupun saya baru mengenal blognya sekarang, tapi saya yakin bahwa beliau adalah seorang ibu rumah tangga yang baik, yang dicintai banyak orang. Penyebab kematiannya, selain karena memang sudah ajalnya, disebabkan karena serangan asma (lain kali akan saya bahas lebih lanjut).


Inong, begitu biasanya ia disapa, sangat menyayangi keluarganya (terutama kedua buah hatinya). Setiap kali ia memasak, ia tujukan untuk membahagiakan keluarganya. Cooking with love kalau boleh disebut. Semua resep2 masakannya, ia jelaskan dengan simple. Memasak menjadi fun dibuatnya. Walaupun ia hanya seorang ibu rumah tangga, hari-harinya dipenuhi dengan beragam kegiatan yang dilaluinya bersama kedua belah hatinya. Betapa cintanya terhadap keluarga dituangkan dalam blognya itu. Dalam usianya yg ke-35, Allah SWT telah memanggilnya. Semoga Allah SWT melapangkan kuburnya, dan memudahkan jalannya untuk menghadap Yang Kuasa. Amieen...

Back to the main topic...

Terus terang, blog tersebut benar2 menginspirasi saya dalam segala hal. Tak putus2nya Saya ingin belajar, bagaimana memasak dengan cinta, bagaimana menjadi ibu yang disayangi oleh anak2nya juga orang lain, bagaimana bisa menjadi orang yang bermanfaat buat orang lain. Kebetulan semenjak Idul Fitri kemarin, si "mbak" yang tadinya ada dua, sekarang hanya ada satu. Impactnya, memasak merupakan jatah pekerjaan saya selain bantu2 yang lain yang sekiranya saya bisa lakukan sendiri. Sebagai orang yang baru mengenal jenis2 bumbu dapur, beserta sayur mayur semenjak menikah, memasak awalnya menjadi boomerang buat saya. Bayangkan...saya tidak bisa membedakan mana itu jahe, kencur, dan teman2nya termasuk merica dan ketumbar. Sayur-sayuran pun begitu. Pernah suatu hari saya salah membeli sayur. Maksud hati membeli brokoli, apa daya yang diambil malah kembang kol. But, the show must go on. Suami saya, kebetulan adalah orang yang menyukai masakan rumah dan merupakan suatu keuntungan buat saya karena ia juga pandai memasak, terutama masakan Padang. Lidahnya sudah default dengan masakan Padang. So, mau ga mau, walaupun cuma kebagian potong2 sayuran en "ngulek" saya harus ada didapur. Klop sudahlah penderitaan saya.


Tapi itu duluu...

Walau awalnya kurang suka, sekarang memasak menjadi suatu pekerjaan yang menyenangkan bagi saya. Apalagi ketika makanan yang saya buat, habis disantap oleh seluruh anggota keluarga. Melihat mereka memakan masakan saya dengan lahap, apalagi sampai nambah, wow...suatu kebahagiaan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Setiap hari menjadi hari yang penuh tantangan buat saya untuk membahagiakan keluarga kecil saya dengan menu-menu makanan yang variatif. Saya ingin mempraktekkan "Cooking with Love" terutama untuk membahagiakan orang2 tersayang. Walaupun saya bekerja, saya ingin anak2 saya tetap dekat dengan saya. salah satunya melalui makanan yang saya sajikan dirumah. Bundanya memang dikantor, tapi "minimal" ada satu yang terus mengisi hati dan perut mereka dirumah dengan cinta kasih bundanya.


Seperti kata orang2 tua, "Cinta itu bisa datang dari perut turun ke hati." Jadi, kalau suami anda menyebut masakan anda kurang enak, anda perlu mencek ulang selera aslinya, perutnya, dan hatinya. Jangan-jangan ada yang tidak beres diantara ketiganya.


Love u all...

(November rain outside, but inside still fill with the warmth of loves)

Tidak ada komentar: